Pernah melihat seseorang yang selalu mengikuti trend, dan seolah takut apabila ketinggalan satu trend saja? Mungkin orang tersebut terkena bandwagon effect. Sesuatu yang merupakan fenomena sosial yang sudah banyak terjadi di masyarakat.
Mengenal Bandwagon Effect
Lalu apa sebenarnya efek bandwagon ini? Bandwagon effect adalah metafora yang berasal dari kereta musik yang ditarik dengan menggunakan kuda. Nantinya kereta musik tersebut dapat menarik perhatian orang sekitar untuk mengikuti, dan mendengarkan musik yang diputar.
Dari metafora tersebut kemudian diambil ke dalam jurnal yang ditulis oleh Harvey Leibenstein pada tahun 1975 dengan judul The Economic Theory of Fertility Decline.
Di dalam jurnal ini menjelaskan “efek ini merupakan suatu kasus di mana seorang individu menginginkan suatu komoditas yang sama dengan individu lain, karena beberapa atau semua individu juga menginginkan komoditas tertentu tersebut.”
Intinya efek bandwagon ini merupakan fenomena sosial dimana orang-orang tertarik untuk selalu mengikuti trend yang ada. Pada saat orang tersebut tidak mengikuti trendnya, maka akan timbul perasaan bersalah ataupun tidak update.
Faktor yang Mempengaruhi Bandwagon Effect
Setelah memahami tentang teori bandwagon effect, maka ada baiknya untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi fenomena sosial ini. Tentunya sesuatu terjadi karena ada faktor penyebabnya, dan faktor penyebab tersebut diantaranya:
- Groupthink, keputusan kelompok yang terkadang tidak masuk akal tapi berpengaruh besar terhadap seorang individu.
- Keinginan untuk menjadi yang paling benar. Dengan selalu mengikuti trend, dianggap sebagai yang paling tahu dan paling memahami suatu hal dibandingkan dengan orang lain.
- Kebutuhan untuk menjadi bagian suatu kelompok, dan diakui sebagai bagian dari kelompok tersebut.
- Takut untuk ketinggalan sesuatu, istilah seperti ini sering dikenal juga dengan FOMO (fear of missing out).
Itulah tadi pembahasan tentang bandwagon effect dan apa saja yang menjadi faktor penyebab dari fenomena sosial ini.
